Langsung ke konten utama

Mengurus KTP Hilang

Mengurus aneka administrasi di dinas pemerintah daerah adalah ketakutanku, dulu. Bermula dari beberapa pengalaman membuat paspor, SIM, surat izin penelitian, kartu kuning, surat keterangan sehat, dan lain-lain yang tidak bisa dituntaskan dalam satu jam atau kurang. Ada yang menghabiskan waktu seharian penuh, ada yang harus kembali lagi keesokan harinya, yang paling parah adalah ketika aku cuma di tahap meminta tanda tangan dari kepala dinas pendidikan di salah satu kota untuk memberikan izin penelitian di beberapa SD negeri di sana, aku harus bolak-balik lebih dari sepekan sampai akhirnya tanda tangan itu kuterima. 

Allahu akbar!

Kalau bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah?

Wajar dong mereka bekerja dengan santai, 'kan tidak ada pesaingnya. Coba aja kalau sampai muncul lembaga swasta yang bisa mengurus ini dengan lebih cepat dan lebih baik, pasti kelabakan mereka!

Itulah uneg-uneg yang biasa kugunjingkan dengan siapapun yang saat itu sedang menemaniku mengurus administrasi. Semua pengalaman tidak menyenangkan itu ternyata membuat mental block sehingga aku punya "alergi" terhadap intansi pemerintahan. Takut ditipu, takut membuang-buang waktu, takut tidak dipedulikan, takut direndahkan ... itu yang sudah ada di benakku kalau harus berurusan sama mereka. Jadi, kalau bisa, aku akan jauh-jauh dari urusan seperti ini.


"Mantra" Afirmasi


Setelah rajin mengikuti kelas afirmasi online, aku belajar kalau ternyata apa yang jadi fokus pikiran kita, yang juga dibenarkan oleh ucapan kita, dan diamini oleh perasaan kita, maka itulah yang akan jadi kenyataan. Bila dengan sepenuh hati, sepenuh pikiran, dan ucapan aku yakin kalau aku akan dipersulit saat mengurus segala hal di instansi pemerintah, maka itulah yang akan kudapatkan. 

Akhirnya, aku pun mulai membenahi pikiran, perasaan, dan ucapanku. Di saat aku kembali harus berurusan dengan petugas di instansi pemerintahan selanjutnya (yaitu ketika mengurus Keterangan Rencana Kota di dinas PUPR 2 bulan lalu), aku gunakan teknik afirmasi untuk melancarkan urusanku. 

Bagaimana kalau aku bisa?

Jangan-jangan aku bisa?

Mungkin saja aku bisa ...

Bisa jadi aku bisa ...

Sepertinya aku bisa!

Aku memilih bisa!

Bersama Allah, aku selalu bisa!

"Mantra" ini kuucapkan berulang setiap pagi. Sambil mencuci piring, sambil bercermin, bahkan saat duduk di ruang tamu, beberapa menit sebelum aku keluar rumah untuk berangkat ke dinas terkait. Sebelum perjalanan pun aku selalu berdoa, 

"Ya Allah, mohon temanilah aku dalam menyelesaikan urusan ini, sehingga aku bisa mendapatkan hal yang kumau secara mudah dan menyenangkan. Aku ikhlas dan pasrah atas segala ketetapan-Mu."

Ajaibnya, setiap membaca doa ini, hatiku selalu jadi mantap karena aku yakin urusan apapun akan selesai karena Allah menemaniku. Prosesnya bagaimana dan berapa lama, itu yang masih misteri dan akan kuketahui jawabannya setelah melangkah. Pokoknya, aku pasrah apa pun yang akan terjadi nanti. 

Kepasrahan inilah yang kurasa jadi kuncinya. Ketika aku sudah pasrah, maka kalaupun ada proses berbelit ketika menjalaninya nanti, aku yakin ada maksud Allah dibalik peristiwa itu. Nggak perlu tahu jawabannya saat itu juga, jalani saja dulu. Belakangan juga aku akan paham mengapa jalannya harus begitu. Akhirnya, selama menjalankan proses itu, aku bisa menikmati segala detiknya. Lalu, ketika urusanku selesai, masya Allah, rasa syukurnya itu luaarr ... biasa.


Mengurus KTP yang Hilang


Saat ini, aku kembali harus berurusan dengan instansi pemerintah. Kebetulan KTP-ku hilang entah sejak kapan, yang pasti baru kusadari dalam 2 pekan terakhir. Setelah mengunjungi kantor camat, aku baru tahu bahwa pembuatan KTP baru sekarang dilakukan secara online. Berkas yang harus kusiapkan adalah file foto Kartu Keluarga, foto selfie, dan foto surat kehilangan dari kantor polisi yang semuanya berukuran maksimal 2 MB. Ketiga file ini harus diinput ke dalam formulir pembuatan KTP elektronik di website online disdukcapil di daerah yang bersangkutan hanya dari jam 8 sampai 8.30 pagi hingga kuota 300 pendaftar per hari terpenuhi.

Semua hal itu tentu tidak kuketahui dalam satu kali kunjungan saja. 😂

Hari pertama, aku bertanya ke bu RT proses apa yang harus kulakukan. Kebetulan sih, bu RT lagi bertamu ke rumah waktu itu. Bu RT bilang langsung saja urus surat kehilangannya di kantor polisi manapun. Kemudian, tidak perlu ke kantor lurah, pergilah langsung ke kantor camat, untuk mendapatkan info pengurusannya secara online. 

Selanjutnya aku googling cara mengurus KTP hilang. Di sana dituliskan bahwa untuk membuat surat kehilangan, kita harus membawa surat pengantar dari kantor lurah dulu. Baik, karena kantor polisi lebih jauh lokasinya dibandingkan kantor lurah, biar engga bolak-balik, maka kuputuskan minta surat pengantar dulu dari kantor lurah.

Hari berikutnya, aku pun menghampiri kantor lurah. Ketika kutanyakan mengenai surat pengantar untuk ke kantor polisi, petugas kantor lurah bilang bahwa enggak perlu pakai surat pengantar. Langsung saja ke kantor polisi untuk minta surat kehilangan, lalu kembali lagi ke kantor lurah untuk tahap selanjutnya. Tapi kemudian beliau tambahkan bahwa kepengurusannya online. Meski heran karena urutannya berbeda dengan yang kubaca di artikel online, aku mendapatkan info yang penting juga dari petugas kantor lurah bahwa aku bisa mengurus surat kehilangannya di Polsek, bukan di Polres (seperti yang dianjurkan juga di artikel).

Hari ketiga, sambil membawa KK, aku mengunjungi polsek pagi-pagi. Rupanya para polisi masih apel. Setelah menunggu setengah jam sambil makan bekal sarapanku di mobil, akhirmya aku masuk saja ke kantor itu meski apelnya masih belum usai. Alhamdulillah aku langsung dilayani oleh petugasnya, dan mendapatkan surat yang kuminta dalam 5-10 menit.

Sepulang dari Polsek, dangan KK dan surat kehilangan di tangan, kulanjutkan perjalanan menuju kantor camat. Petugas di sana hanya memberikan secarik kertas berisikan alamat website online disdukcapil. Aku diminta memproses ini sendiri secara online. Bila KTP baru sudah selesai, maka nanti akan ada pemberitahuan melalui email, dan KTP barunya bisa kuambil di sana.

Di rumah, kucoba buka website tersebut lalu mempelajarinya. Aku harus masuk dengan data nomor KTP, nomor ponsel, email, serta nama ibu kandung. Selanjutnya, untuk mengurus KTP hilang, aku harus memilih pilihan pembuatan KTP elektronik. Di dalamnya baru kupilih keterangan KTP hilang. Langkah selanjutnya adalah memasukkan file tiga berkas yang sudah kusebutkan di atas.

Hari-hari selanjutnya kupakai untuk menyiapkan softcopy foto KK, foto selfie, dan surat kehilangan. Awalnya kupikir bisa dengan bentuk file pdf ... eh, rupanya harus pakai file gambar. Padahal sudah sengaja ku-scan dengan camscanner sebelumnya 😅. Akhirnya kucoba masukkan file jpg-nya ... eh, rupanya hanya menerima file dengan ukuran maksimum 2 MB. 

Allahu akbar! 😬

Maka aku buka website online untuk me-resize gambar. Kumasukkan foto-foto di smartphone ke google drive-ku terlebih dulu supaya bisa diunduh ke PC. Kemudian, gambar yang sudah ada di PC kukecilkan ukurannya di website itu. Terakhir, kuunduh lagi ke PC-ku.

Akhirnya, kucoba memasukkan ketiga foto ini ke dalam formulir online di website disdukcapil. Eeh ... muncul tulisan "Server Error in '/' Application". 

Apa lagi ini ...??? 😭 

Setelah berulang kali begitu terus, kumatikan PC, dan kuputuskan untuk mendatangi kantor camat lagi besok.

"Ibu harus online jam 8 sampai 8.30 pagi", kata bapak petugas di kantor camat keesokan harinya setelah kulaporkan kejadian yang kualami.

"Ibu itu berebut sama 300 orang lainnya sekota Padang untuk bikin KTP elektronik. Makanya bisa dapat bisa engga."

"Lho, bukannya di website ditulis pelayanan online-nya dari jam 8 pagi sampai 4 sore ya, Pak?" tanyaku.

"Itu buat pelayanan yang lain, Bu. Kalau e-KTP ini biasanya cuma setengah jam, kuotanya sudah full."

Baiklah, dengan berbekal pesan itu sebagai harapan satu-satunya, maka aku putuskan besok pagi aku sudah harus ada di depan PC. Smartphone-ku juga harus standby, berjaga-jaga bila salah satu gawai ini ada yang tidak bisa mengakses website tersebut. 

Pfiuh!

Di tahap ini sejujurnya semangatku sudah agak down. Buat apa sih online kalau ujung-ujungnya akses jaringan internet tidak merata, kestabilan jaringan internet di tiap wilayah juga berbeda-beda .... Kalau gagal lagi, terus gimana?

Rupanya benar saja, meski sudah online pukul 8 pagi, dan mencoba dengan PC yang menggunakan jaringan internet dari PLN, dan smartphone-ku yang menggunakan jaringan telkomsel, hasil yang kudapat sama, gaes .... "Server Error in '/' Application". 




Hiks 😰

Terus gimana, dong??

Aku mesti ke mana??

Kalau ke kantor camat nanti dapat jawaban gitu lagi ....

Dengan tatapan nanar ke alamat website yang sedang terbuka ... Tiba-tiba saja aku dapat ilham untuk berangkat ke kantor disdukcapil saat itu juga. Mumpung masih jam 8-an pagi. Aku pun masuk mobil dan berkendara ke sana. Tak lupa sebelumnya aku membaca doa minta ditemani Allah tadi serta menenangkan hatiku yang sudah kalut karena teringat kembali pada pengalaman-pengalaman tidak menyenangkan selama berurusan dengan kantor instansi pemerintahan dulu. 

Aku afirmasikan dalam hati bahwa aku akan bertemu dengan petugas yang amanah dan bertanggung jawab. Aku juga bisa menuntaskan urusan ini langsung dalam satu kali keberangkatan ini.


Kemudahan sesudah Afirmasi


Masya Allah, perjalananku rupanya lancar. Begitu memasuki gerbang kantor dinas, langsung tersedia tempat parkir untuk satu mobil di depan mata. Kemudian, aku mendapat arahan untuk ke loket pelayanan. 

Di loket tujuanku, ada 2 orang yang bertugas. Keduanya sedang melayani pengunjung, tetapi tidak ada antrian lain selain diriku. Tidak sampai 3 menit menunggu, aku kemudian mendapatkan giliran. Kulakukan pendaftaran online dengan gawaiku, lalu kutunjukkan kepada petugas pesan server error yang kuperoleh. Akhirnya, ia membantu mendaftarkan formulirku melalui gawai miliknya. Aku hanya perlu menunjukkan KK dan surat hilang serta mengirimkan file foto selfie ke gawainya. 

Alhamdulillah urusanku selesai dalam kurang dari 10 menit.

Ia mengirimkan nomor pendaftaran ke ponselku. Akan ada email mengenai tanggapan dari formulir pendaftaranku ini nanti siang katanya. Permohonan bisa ditolak ataupun diterima. Bila diterima maka akan diberi tahu kapan aku bisa mengambil KTP baruku.

Masya Allah 

Alhamdulillah

Allahu akbar!

Di belakangku telah cukup banyak kumpulan orang mengantri menunggu berebut giliran. Aku pun segera menepi dan duduk di salah satu bangku yang tersedia. 

Aku nangis! 

Nangis karena mengasihani diri sendiri sekaligus merasa sangaaat legaaa... Sepertinya dibalik peristiwa ini, Allah ingin aku berdamai dengan masa laluku ... mengikhlaskan kejadian-kejadian tak menyenangkan yang kualami dulu ... supaya pikiran ini tidak dihantui lagi dengan bayang-bayang rumitnya birokrasi di instansi pemerintah (siapa tahu kelak aku malah akan lebih banyak bersinggungan dengan mereka dalam keseharianku untuk mewujudkan impian-impianku selanjutnya, 'kan?).

Kalau sudah beres dengan bayang-bayang masa lalu, baru kita bisa percaya diri melangkah ke depan, betul?

Penutup


Buat teman-teman yang sedang mengurus KTP online, semoga mendapat gambaran prosesnya dari kisah ini, ya. 

Intinya, siapkan 3 file gambar KK, foto selfie, dan surat kehilangan berukuran maksimal 2 MB. Login ke website online disdukcapil setempat, lalu cobalah melakukan pendaftaran di pagi hari. Jika ada kendala, langsung saja kunjungi kantor disdukcapil untuk mendapatkan bantuan langsung.

Semoga lancar urusannya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Efek Menyembuhkan Luka Batin dan Mental Block

Beberapa orang menanyakan perubahan apa yang saya rasakan setelah beres berdamai dengan luka batin dan mental block lewat program terapi BehinDsign. Hmm ... Baik, saya coba runut, ya .... Dulu, sumbu amarah saya pendek. Ketika anak menjatuhkan remote TV atau menumpahkan air minum, misalnya, amarah saya langsung tersulut. Meskipun tahu dia melakukannya tidak dengan sengaja, tapi kok, berat ya, mau mengerem omelan yang keluar dari mulut ini. Walaupun kesannya saya "bagak" (bernyali) di hadapan anak, tapi di hadapan orang lain di luar rumah, nyali saya ciut, apalagi kalau sudah berhadapan sama orang yang penuh amarah. Kalau sudah berurusan dengan supir travel atau kurir yang ingin mengantarkan paket ke rumah, beberapa kali saya serahkan urusan menjelaskan rute menuju rumah ke suami. Kok gitu? Iya, dulu, beberapa kali kejadian, kalau engga saya yang frustasi, kurirnya yang marah-marah. Akhirnya, setiap ada situasi serupa, saya sudah keburu berprasangka akan makan hati lagi sehing

🍂 Kamu Tipe SECURE atau INSECURE? 🍂

Bagaimana mungkin kamu berharap orang lain dapat mencintaimu bila kamu tidak mampu mencintai dirimu sendiri? Bagaimana pula kamu dapat mencintai dirimu sendiri bila semasa kecil kamu tidak mendapat kasih sayang yang cukup dari orang tuamu? 🍂 Kawan, hal ini ibarat LINGKARAN SETAN. Jika kita merasa secure dengan kasih sayang orang tua saat kecil, maka nantinya kita juga akan merasa secure dengan lawan jenis yang menjadi pasangan kita.  Sebaliknya, jika kita merasa insecure dengan kasih sayang orang tua saat kecil, maka nantinya kita akan merasa insecure pula dengan pasangan. 🍂  Setiap orang dewasa yang berada dalam sebuah hubungan setidaknya memiliki 1 dari 3 tipe kelekatan berikut: 1. SECURE Orang yang mampu memiliki hubungan yang hangat, intim, dan sehat dengan pasangannya.  2. ANXIOUS Orang yang mudah khawatir dengan hubungannya. Ia suka merasa dirinya kurang bagi pasangannya. Ia pun selalu mempertanyakan apakah pasangannya mencintainya.   Kecemasan ini tak jarang akan m