Beberapa orang menanyakan perubahan apa yang saya rasakan setelah beres berdamai dengan luka batin dan mental block lewat program terapi BehinDsign. Hmm ... Baik, saya coba runut, ya ....
Dulu, sumbu amarah saya pendek. Ketika anak menjatuhkan remote TV atau menumpahkan air minum, misalnya, amarah saya langsung tersulut. Meskipun tahu dia melakukannya tidak dengan sengaja, tapi kok, berat ya, mau mengerem omelan yang keluar dari mulut ini.
Walaupun kesannya saya "bagak" (bernyali) di hadapan anak, tapi di hadapan orang lain di luar rumah, nyali saya ciut, apalagi kalau sudah berhadapan sama orang yang penuh amarah. Kalau sudah berurusan dengan supir travel atau kurir yang ingin mengantarkan paket ke rumah, beberapa kali saya serahkan urusan menjelaskan rute menuju rumah ke suami.
Kok gitu?
Iya, dulu, beberapa kali kejadian, kalau engga saya yang frustasi, kurirnya yang marah-marah. Akhirnya, setiap ada situasi serupa, saya sudah keburu berprasangka akan makan hati lagi sehingga saya sering mengoper telepon ke suami.
Satu kejadian lain yang menurut saya paling parah, adalah ketika dulu saya pernah mendengar keriuhan mahasiswa di kampus. Ternyata ada seorang mahasiswi yang sedang dibentak dan disakiti oleh seorang mahasiswa lain. Sementara itu, di sekeliling mereka penuh dengan mahasiswa lain yang berkerumun, tapi hanya berani melihat saja.
Logikanya, saya, yang notabene dosen di sana, dan rupanya memang satu-satunya dosen yang berada di dekat TKP saat itu, sudah seharusnya masuk ke tengah-tengah kerumunan itu dan menyelamatkan si mahasiswi dari mahasiswa yang marah seperti orang kerasukan ini. Bisa juga sebenarnya, dengan lantang saya perintahkan para mahasiswa yang berkerumun di sana untuk menahan orang itu. Tapi, jujur, nyali saya ciut. Saya justru berbalik badan dan berlari ke ruang dosen. Saya lega saat menemukan masih ada seorang dosen di ruangan itu, lalu bergegas memintanya mengatasi masalah ini.
---
Ketakutan pada konflik dan kekhawatiran tidak mampu mengatasi persoalan yang tidak terduga adalah dua mental block yang ternyata saya miliki saat itu. Padahal, belum tentu apa yang saya khawatirkan pasti akan terjadi, bukan? Di samping itu, pekerjaan mengubah masa lalu dan mengendalikan orang lain adalah pekerjaan Tuhan, bukan pekerjaan manusia. Jadi, kecemasan yang saya miliki sebenarnya tidak ada gunanya.
---
Setelah mengikuti program terapi BehinDsign selama tiga bulan, kini saya bisa dengan lebih mudah mengikhlaskan kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan di masa lalu. Saya juga bisa lebih mudah memasrahkan nasib saya di masa depan kepada Allah SWT. Akhirnya, kebahagiaan sangat mungkin saya dapatkan.
Bahkan, ada satu malam di bulan Januari lalu, yang pada hari itu untuk pertama kalinya saya bisa tidur malam sambil menyunggingkan senyum dengan perasaan yang sangat lega, tanpa ada kekhawatiran sedikit pun akan hari esok.
"Ya Allah ... Seumur hidupku, yang 33 tahun lebih ini, baru pada hari inilah aku bisa merasakan kedamaian di hati. Alhamdulillah ...."
Berulang kali saya bicara di dalam hati pada malam hari itu, "ternyata begini, ya, rasanya memiliki hati yang tenang, damai, dan bahagia itu? ... Ke mana saja aku selama ini??"
---
Sekarang, mendapatkan kebahagiaan dan berbagi kebahagiaan itu mudah bagi saya. Sejak awal tahun ini, di rumah, hampir tidak ada lagi hal yang bikin saya dan suami bertengkar. Hampir tidak ada lagi juga perbuatan saya yang membuat anak merasa tidak disayangi.
Baru-baru ini saya menumpahkan sebungkus kuah kacang untuk saus lotek yang baru saya beli. Bukan air minum, seperti yang biasa ditumpahkan Sofi, anak saya. Ini kuah kacang yang jelas-jelas berminyak, berwana, dan punya aroma khas. Cipratannya tidak hanya mengotori lantai ruang makan tapi sampai menodai kulkas, kaki meja dan kursi makan, hingga dispenser yang ada di sekitarnya.
Lucunya, saya tak menemukan alasan buat marah saat itu. Sumbu marah saya yang sebelumnya pendek, terasa seperti sudah lama tidak berfungsi. Saya nggak kepikiran lagi betapa ruginya saya mengeluarkan uang sekian rupiah buat beli lotek tapi malah tak bisa menikmatinya atau betapa kesalnya saya karena harus capek membersihkan lantai dan perabotan lainnya. Akhirnya, saya kemudian justru membersihkan lantai sambil tertawa-tawa sendiri, menganggap lucu hal yang sedang saya alami.
Di luar rumah, tak kalah banyak keajaiban yang saya temukan. Saya selalu bertemu kurir yang mengantarkan pesanan sambil tertawa bahagia. Saya juga bisa lebih mudah akrab dengan orang yang baru saya kenal.
Bahkan, ada saatnya seorang bapak penjual bubur ayam yang baru saya ajak bicara 5 menit, langsung merasa nyaman dan mengenalkan saya pada Bapak lain, temannya yang baru saja datang untuk membeli bubur ayam juga. Eh, tidak disangka, mereka berdua ternyata orang sekampung ayah saya. Sepanjang waktu 5 menit kemudian kami sudah asyik mengobrol tentang kampung halaman.
Satu hal lain yang paling ajaib terjadi di awal Februari lalu. Secara tidak sengaja, saya menyerempet mobil orang hingga penyok, sementara mobil saya hanya tergores tipis. Biasanya, kalau sudah begini, si pemilik mobil akan mengamuk dan minta ganti rugi ratusan ribu rupiah, bukan?
Namun, setelah melihat kerusakan pada mobilnya, si pemilik mobil hanya tersenyum. Dia kemudian berkata, "Udahlah, gak apa-apa. Bisa saya perbaiki sendiri."
Ajaib!
Saya pun pulang dengan perasaan takjub dan penuh syukur kepada Allah.
Kejadian-kejadian yang ajaib bagi saya di atas, adalah hal yang tidak akan pernah terbayangkan oleh pikiran saya setahun yang lalu. Terbayangkan saja tidak pernah, apalagi sampai diharapkan, 'kan?
Itulah bedanya saya yang dulu dan saya yang sekarang. Kini, saya bisa bersemangat setiap hari, sambil menanti, "keajaiban apa lagi ya, yang sudah Allah siapkan untukku?"
Padang, 9 Maret 2022
Puti Annisa Utari
luar biasa kereennn dan dahsyatt
BalasHapusterima kasih ^^
HapusLuar biasa mbak...mantap,keren...saya juga skrg mulai menulis lg hal"yg saya inginkan,..wlpn blm serapi mbk yuki...
BalasHapusKlo dulu sy suka menuangkan tulisan"soal keluhan dan kejadian"yg tdk menyenangkan dibuku diary...eh gak taunya itu malah menarik kerealita yg negatif alias tdk menyenangkan.tp setelah sy ikutan terapi wlpn blm selesai dan konsisten setidaknya skrg Alhamdulillah jauh lebih baik dan lebih terarah lg soal apa yg kita fikirkan dan ucapkan...In shaa Allah sy juga mau belajar ngebujo seperti mbk yuki dan yg lainnya...keren mbk...makasih y ...sdh share pengalaman dan cara ngebujo yg bener...dan lebih berwarna...🤗😇😊
Wah masya Allah. Semangat meneruskan terapinya, mba Yeti. Semoga sekarang semakin mudah mewujudkan impian-impiannya, yaa
HapusMasyaAllah..... tabaarakallaah....
BalasHapusBahagia dan bersyukur yaa Kak....
Alhamdulillah ... Barokallahu fiik
HapusSemoga Allah memberikan banyak kejutan bahagia di kemudian hari.
BalasHapusAamiin, terima kasih. Barokallahu fiik...
HapusMasyaAllah uni luar biasa..saya jg dari Padang.boleh berbagi kontakankah uni..saya memilih siap belajar melepas mental block
BalasHapusMasya Allah, maaf baru membalas. Wah sekota ya kita, Un. Saya agak riskan tulis kontak HP di web, Un. Silakan bisa japri saya di beberapa media sosial saya, ya:
Hapushttps://linktr.ee/putiannisautari
Puji Tuhan....
BalasHapusBersyukur untuk pencapaiannya Bu.....
Alhamdulillah ... Makasih :)
Hapus