Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Kok Bisa Menemukan Luka Batin dari Tanda Tangan?

Dr. Bruce Lipton, seorang ahli biologi dari Amerika, mengemukakan bahwa tujuh tahun pertama usia kehidupan kita menentukan kesuksesan seperti apa yang akan kita raih di masa depan maupun keterbatasan apa yang akan menghambat diri kita di masa depan. Penemuannya ini menjadi landasan konsep dalam Program Terapi BehinDsign bahwa luka batin pun terbentuk pada rentang usia tersebut. Pengalaman anak yang tidak menyenangkan akan terserap ke dalam pikiran bawah sadarnya dan dapat mengontrol segala keputusannya di masa depan. Seingat saya, di salah satu pelatihan NLP yang pernah saya ikuti, sang trainer juga menjelaskan bahwa pikiran sadar kita sebenarnya hanya punya 5% kendali atas diri kita. Sementara itu, pikiran bawah sadar justru mampu mengendalikan 95% dari segala perbuatan kita. Makanya, luar biasa ya, jika kita bisa mengakses pikiran bawah sadar dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Nah, saat menganalisa tanda tangan orang lain untuk menemukan sumber mental block-n

Efek Menyembuhkan Luka Batin dan Mental Block

Beberapa orang menanyakan perubahan apa yang saya rasakan setelah beres berdamai dengan luka batin dan mental block lewat program terapi BehinDsign. Hmm ... Baik, saya coba runut, ya .... Dulu, sumbu amarah saya pendek. Ketika anak menjatuhkan remote TV atau menumpahkan air minum, misalnya, amarah saya langsung tersulut. Meskipun tahu dia melakukannya tidak dengan sengaja, tapi kok, berat ya, mau mengerem omelan yang keluar dari mulut ini. Walaupun kesannya saya "bagak" (bernyali) di hadapan anak, tapi di hadapan orang lain di luar rumah, nyali saya ciut, apalagi kalau sudah berhadapan sama orang yang penuh amarah. Kalau sudah berurusan dengan supir travel atau kurir yang ingin mengantarkan paket ke rumah, beberapa kali saya serahkan urusan menjelaskan rute menuju rumah ke suami. Kok gitu? Iya, dulu, beberapa kali kejadian, kalau engga saya yang frustasi, kurirnya yang marah-marah. Akhirnya, setiap ada situasi serupa, saya sudah keburu berprasangka akan makan hati lagi sehing

Terapi Mental Block melalui Analisa Tanda Tangan

27 November 2021 yang lalu saya mendaftar ke program Terapi 30 Hari behinDsign karena terdorong oleh persoalan anak. Anak saya yang berusia hampir 6 tahun saat itu setiap hari mengeluh karena merasa tidak diterima oleh teman-teman sekelasnya. Awalnya saya bisa menghadapinya dengan kepala dingin ya, tapi, karena keluhannya terus berulang setiap hari, saya sendiri yang jadi cranky. Saya malah balik memarahi anak karena tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Harap jangan ditiru, ya. ☹️ Jujur, ini sangat menguras emosi saya karena sebenarnya apa yang anak saya alami merupakan persoalan diri saya juga sepanjang waktu sejak saya masuk bangku sekolah hingga ke dunia kerja. Saya tidak pernah tahu bagaimana cara mengatasinya. Makanya ketika ia menceritakan hal tersebut, saya bukannya memberikan nasehat bijak untuk menenangkan perasaannya, saya justru meledak, melampiaskan kekesalan saya, karena ia seolah membuka kembali luka-luka yang sudah lama saya kubur. Kalau diingat-ingat lagi ... Du