Sebagaimana yang kita tahu, pandemi membawa banyak perubahan terhadap gaya hidup masyarakat saat ini, bukan? Mulai dari perilaku sosial yang tadinya gemar berkumpul, kini harus menjaga jarak, kepedulian yang meningkat terhadap kebersihan dan kesehatan, sampai sistem kerja dan sistem belajar yang sebelumnya tatap muka menjadi serba digital. Digitalisasi sistem belajar ini salah satunya memunculkan banyak pelatihan atau kelas belajar secara daring yang mudah diakses oleh siapa pun dan di mana pun ia berada. Aku menjadi salah seorang penikmat fasilitas ini semasa pandemi.
Sejak resign dari pekerjaan sebagai dosen dua tahun yang lalu, aku memutuskan bahwa itulah waktu yang tepat untuk mengembangkan potensi terpendam yang kumiliki. Karena selama bertahun-tahun sebelumnya aku tidak punya waktu luang untuk meningkatkan keterampilanku, maka kumanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Aku tuliskan hal-hal yang ingin kupelajari lebih dalam seperti keterampilan dalam bidang kepenulisan, perencanaan keuangan, maupun desain grafis. Tak lupa, kutandai mana kelas yang jadi prioritas, serta kapan target waktuku untuk mewujudkannya.
Belajar Penyuntingan dan Penulisan Artikel
Di awal masa pandemi, kebetulan aku sedang bergabung dalam tim redaksi Majalah Digital Ekspresiana milik Komunitas Ibu Profesional Padang. Dalam satu kesempatan aku dan teman-teman di tim redaksi dipersilakan oleh ketua komunitas untuk mengikuti kelas belajar daring yang bisa mendukung performa kami. Sebagai pimpinan redaksi yang lebih fokus pada tugas menulis dan menyunting artikel, maka aku memutuskan untuk mengikuti beberapa kelas di bidang kepenulisan seperti pelatihan editor tulisan fiksi, editor tulisan non fiksi, serta pelatihan menulis artikel itu sendiri.
Aku sungguh menikmati semua ilmu yang kuperoleh dari beragam kelas tersebut. Namun, bila harus memilih, aku merasa paling tertantang dan menikmati saat praktik menulis artikel. Berbeda dengan menulis tulisan fiksi yang dominan porsi imajinasinya dibandingkan faktanya, dalam menulis artikel, kita diharuskan membaca banyak sumber informasi untuk mendukung kebenaran isi tulisan kita.
Aku sangat menikmati proses melakukan riset untuk memahami satu topik tulisan. Biasanya yang kulakukan saat itu, aku akan membaca empat sampai enam artikel atau jurnal penelitian untuk mendukung satu gagasan. Serunya, dari proses riset yang panjang ini, aku tidak hanya bisa menghasilkan satu judul artikel melainkan bisa mendapatkan ide untuk menulis sampai tiga judul artikel sekaligus, lho! Dari sini, kusimpulkan bahwa dengan menjadi seorang penulis artikel, besar peluang kita untuk bisa menjadi expert dalam bidang yang banyak kita ulas.
![]() |
Majalah Digital Ekspresiana |
![]() |
Artikelku yang dimuat di Ekspresiana |
Belajar Desain Grafis
Pada dasarnya, menggambar memang sudah menjadi hobiku sejak kecil, tetapi aku tidak pernah berniat mendalaminya selama ini. Tatkala layouter di tim redaksi majalah digital kami keluar karena melahirkan, maka kupikir aku pun harus bisa meningkatkan kemampuanku dalam bidang desain grafis dengan menggunakan aplikasi smartphone. Karyaku nantinya tentu tidak hanya bisa kuaplikasikan ke majalah digital, namun juga bisa kugunakan untuk menghias postingan instagram pribadiku dan untuk koleksi karya desainku.
Aku mengikuti beberapa kelas desain grafis baik itu yang berbasis raster maupun yang berbasis vektor. Aplikasi android yang kugunakan antara lain Canva, Medibang Paint, Infinite Design, dan Pixellab. Dari sini aku belajar membuat lukisan suatu objek, pemandangan, dan poster. Hal terakhir yang baru saja kupelajari adalah membuat seni kufi latin. Walaupun tergolong pelatihan paling langka, tetapi seni membuat kufi latin inilah yang menjadi favoritku.
![]() |
Desain sudut kamar idamanku |
![]() |
Bunga tulip pink |
![]() |
Seni kufi latin favoritku |
Beberapa kelas desain grafis yang kurekomendasikan adalah kelas dari Sweety Daisy yang imut-imut, Rinjing Destock yang cakupan pilihan kelasnya lebih luas, dan Shofi.id tempatku menemukan kelas kufi latin. Satu kelas lain yang masih ingin kupelajari selanjutnya adalah membuat hand lettering digital. Untuk kelas ini, aku mengincar kelas dari Hello Himawari dan Upik Studio yang karyanya cantik-cantik.
Belajar Pengelolaan Keuangan
Satu kelas belajar daring lain yang pernah kuikuti adalah kelas pengelolaan keuangan keluarga. Dulu, selepas mendapat gelar sebagai sarjana manajemen, aku sempat ingin sekali mengambil kursus di Jakarta untuk menjadi seorang financial planner. Namun, rupanya pekerjaan tersebut tidak didukung oleh orang tuaku. "Siapa kliennya? Masa cuma kepakai sama orang berduit aja?" Begitu komentar ayahku. Akhirnya kuurungkan niatku waktu itu, lalu aku pulang kampung untuk bekerja sebagai seorang bankir. Hahaha ....
Setelah menikah dan menjadi seorang dosen di jurusan manajemen, mata kuliah keuangan yang berkaitan dengan perencanaan keuangan pribadi kembali menarik minatku. Sayangnya, tidak ada mata kuliah yang khusus mengajarkan hal tersebut di kampus tempatku mengajar. Jadi, kesempatanku memperdalam kembali ilmu ini belum bisa kuperoleh di sini.
Bulan November lalu, akhirnya aku kesampaian mengikuti kelas pengelolaan keuangan keluarga di salah satu pelatihan daring. Sebagian besar pembahasan yang diberikan sebenarnya sudah kupelajari semua di bangku kuliah dulu. Namun, perbedaan yang paling kurasakan adalah soal kebermanfaatan ilmu.
Ilmu yang kuperoleh di bangku kuliah menurutku sangatlah abstrak karena ketika itu aku belum punya pengalaman kerja, belum punya penghasilan sendiri, apalagi mengelola belanja rumah tangga sendiri. Aku tidak paham soal harga riil barang, aturan pajak, besar bunga kredit dan bunga tabungan, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan sistem keuangan di Indonesia. Sementara kini, setelah sudah berkeluarga, terbiasa mengelola belanja rumah tangga, dan pernah menghasilkan uang sendiri, aku merasa ilmu yang kuperole saat ini jadi jauh lebih bermanfaat untukku.
Kebiasaan baru yang kulakukan setelah mengikuti kelas ini adalah menabung rutin ke amplop-amplop sinking fund, mencatat pengeluaran harian, dan memastikan besar pengeluaran tiap bulan masih sesuai dengan jatah pos-pos pengeluaran yang sudah kutetapkan sebelumnya.
![]() |
Amplop tabungan sinking fund |
![]() |
Catatan arus kas harian dan bulanan |
Sst ... Kalau kamu butuh penjelasan tentang sinking fund, pencatatan keuangan, atau tips mengelola keuangan keluarga, silakan tuliskan di kolom komentar, ya. Suatu saat insya Allah bisa kubuat tulisan khusus ini! 😉
Kalau kamu mau belajar langsung, kamu bisa belajar di Kelas Financial dari komunitas Women's Learning Center. Kelas ini tergolong murah. Mungkin karena itulah banyak sekali peminatnya. Waktu kuikuti di bulan November lalu, pesertanya sampai lebih dari 1300 orang sehingga tim penyelenggara harus membuka sampai 6 grup whatsapp sekaligus! Namun, kalau mau ikut kelas ini, kamu harus siap dan sabar, ya ... karena sesi diskusi setiap materinya hanya dibuka 2-3 jam setelah materi diberikan. Setelah itu, grup akan dikunci.
Itulah kelas-kelas belajar daring yang kuikuti selama pandemi. Kegiatan ini menjadi aktivitas kegemaranku untuk mengisi waktu luang karena banyak sekali manfaat yang bisa kuperoleh darinya.
Bagaimana denganmu, apakah suka berburu kelas belajar daring juga sepertiku?
...............................
Tulisan ini kutulis untuk berpartisipasi dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog periode April 2022 tentang Aktivitas Favorit Mamah.
Catatan keuangan keluarganya teliti banget sampai detail. Sejak pandemi, kenapa ya aku malah males nyatet lagi pengeluaran harian. Hehe...
BalasHapusSejak pandemi aku engga berburu kelas daring secara khusus, tetapi sebatas berburu webinar yang mendukung materi aku ngajar sih...Selalu ada insight baru...
Halo Teh Hani, makasih udah mampir yaa ....
HapusOh, kalau dosen wajar berburu webinar yang mendukung kegiatan mengajar ya, teh 😁
Semangat terus belajarnya, teeh!
sinking fund, pencatatan keuangan, atau tips mengelola keuangan keluarga ini keren pisan teh ... aku minim banget deh soal catat mencatat gini. walau ada tapi gak detail.
BalasHapusAah ... Masih dibutuhkan berarti, yaa .... Bisa jadi ide tulisanku selanjutnya nih, Teh 👍🏻😊
HapusMenulis catatan cashflow sempat dilakukan ketika kuliah (waktu itu kan harus ngirit-ngirit bangeeet). Setelah kerja dan punya penghasilan sendiri kok malah kebiasaan ini jadi hilang. Tampaknya akan lebih menyenangkan untuk menulis rangkaian huruf kufi atau lettering ya. :D
BalasHapusHahaha ... Gak semua suka hitungan ya, teh 😂
HapusTeh Putiiii, ini mah aktivitas ter-produktif ehehehe. Jadi malu sama diri sendiri, seharusnya seperti teh Puti ya, mumpung pandemi banyakan di rumah, bisa belajar daring sepuasnya. Awal-awal pandemi, masih rajin mantengin Coursera dan Udemy, soalnya Pak Suami dan bocah juga rajin, ehh saya hanya bertahan 3 bulanan saja, adaa saja yang menghalangi untuk belajar wkwkwkwk. *ini mah karena ga bisa kontrol diri saja siy
BalasHapus"Keterampilan dalam bidang kepenulisan, perencanaan keuangan, maupun desain grafis" beragam ya teh Puti ilmu yang sedang dipelajari. :)
Ditunggu Teh tulisan tentang sinking fund dan ilmu lain yang Teteh pelajari. :) Insha Allah dengan senang hati membacanya, agar saya ikutan tambah ilmu juga. :)
Wahh beneran?? Jadi malu ... 🙈
HapusTapi cara menulisnya aku masih harus belajar banyak dari teteh2 di MGN semua, termasuk teh Uril, nih. 😆
Siap teh, insya Allah disiapkan tulisan tentang itu 😊
Huhuuu... Jadi inget udah lama banget nggak nge-MOOC...
BalasHapusMa kasih sudah mengingatkan... 🤗😘
Ooh, baru tahu ada istilahnya.. MOOC = Massive Open Online Course 😆
HapusTeh Puti semangat banget untuk terus belajar, salut.
BalasHapusMenarik nih soal pengelolaan keuangan, ditunggu artikelnya ya Teteh
Makasih Teh May! 😊
HapusWah serunya. Ada masanya saya juga senang berburu kelas online. Belajar memang bikin awet muda.
BalasHapusSaya kepengenan juga belajar bikin sufi, hehe
Buat mamah gajah kayaknya kufi ini cocok deh, teh. Karena ngajarin seni sambil berhitung.
HapusLho, kok aku jadi pengen bikin tulisan tentang ini, yaa ...?
Salut banget...
BalasHapusDi masa pandemi ini memang banyak kelas daring ya, tapi saya belum memanfaatkannya dengan maksimal...
Makasih teh udah mampiir ^^
HapusMantep teh, diem dirumah malah makin produktif, keren.
BalasHapusKalau saya levelnya baru sampe bookmark2 kelas mooc, tapi pada ga selesai, jadinya restart2 terus tp lalu brenti tengah jalan lagi 🤣
Eh hobinya banyak beririsan denganku. Aku juga suka bikin tulisan non fiksi yang mengharuskan riset. Suka coba bikin-bikin desain grafis juga walaupun cuma modal canva. Bedanya teteh rajin ikut kelas-kelas sementara aku nggak. Haha. Mental sok tau aku ini :')
BalasHapusSatu lagi nyatat pengeluaran bulanan ini salah satu keinginan dari lama, tapi nggak pernah terealisasi. Mungkin lebih karena takut keliatan boros bangetnya kalau dituang jadi angka-angka. Mau banget dong kalau ada tips mulainya :)
Asyiiik dapat yang sehobi! :D
HapusJangan takut mencatat keuangan, teh Restu. Justru itu langkah pertama yang harus kita lakukan kalau mau meningkatkan pemasukan, lho! ;-)
teh Puti nih yang pencatat sejatiii,, ter-organize banget diliat di IG nya juga. meni rajin pisan.. journallingnya keren.. soal kelas daring, saya juga akhirnya menemukan kelas bahasa inggris yang cocok banget buat saya hihihi... berburu webinar dan kajian online juga saya lakukan, tapi gatau kenapa mungkin udah kebanyakan, jadi sekarang lagi skip dulu hehe..
BalasHapusMasya Allah, makasih ya, teh Afina x)
HapusSungguh pandemi membawa hikmah ya, Teeh.. aku ikut kelas online di EdX tapi berhenti di tengah jalan, hehe. . kebanyakan ikut webinar/kelas online, malah overwhelmed.
BalasHapusMau banget tau soal finplan, pencatatan keuangan, dll. Kalau jadi ditulis, share ke grup, ya, Teh!
Haik, insya Allah teh Mutiara. Makasih udah mampir, yaa
HapusAku dulu pencatat keuangan sejati teh, maklum bokek bertahun-tahun, setahun ini aku blas gak mikirin pengeluaran. Apa yang mau kubeli ya kubeli, tapi gak bar-bar. Pengen beli tas mahal, ya kubeli, tapi cukup 1 dan gak boleh mahal-mahal banget. Mungkin pas lagi gak bokek posisinya aku udah mulai care sama bumi ya, jadi ya tetep gak suka konsumtif dan FOMO.
BalasHapusAku mau donk teh diajarin perencanaan keuangan keluarga ....
Waah justru bagus dong itu teh, udah di level gak mau belanja banyak karena mikirin keberlangsungan lingkungan. Aku jujur pertimbangan belanjanya belum sampai ke level itu >.<
HapusSalut sama yang pemikirannya udah jauh banget :)
Mauu bgt teh dibikinin tulisan ttg perencanaan keuangan.. plusss tips supaya rajin dan semangat bikin catetannya.. hihihi
BalasHapusSiapp insya Allah. Makasih udah berkunjung, teh
HapusMenarik banget teh! Kelas daring soal finansial ini dimanakah belajarnya? Ditunggu ya teh sharing tulisan soal keuangannya!
BalasHapusKalau yang kuikuti kemarin dari IG @kelas.financial, teh.
HapusKalau lewat ini, keunggulannya kelasnya murah banget untuk materi yang berminggu-minggu. Cakupan materinya luas, ditambah ada sudut pandang pengelolaan uang dari segi syariat Islam.
Sayangnya, kekurangannya menurutku kesempatan bertanya kita sangat dibatasi cuma sampai sekitar 2 jam setelah materi diberikan. Ada plus-minusnya lah, ya :D
Hohoho ini nih mamah gajah sejati, hobinya belajar hehehe.... Aku juga termasuk yang merasakan manfaat dari berbagai kelas daring. Efek pandemi yang lumayan positif ya ini, tersedianya berbagai kelas secara online, jadi yg jauh kayak aku bisa tetap punya kesempatan belajar.
BalasHapusLha, kenapa teh Risna BW-nya di akhir? hahaha ....
HapusMakasih udah mampir ya, teh